THIS's ME : RERE

hey guys :)
welcome to my blogs :D
this blog's some story about my life ..
which knows that's about my family , my love story , my lovely bestfriend , or anything else ..?

please now read this , and give me your respons about my blog that can to building me for write something that useful :)
I hope , my wish to be a writer can be come true :)

ASTUNGKARA :)

Don't forget to I introduce my self ...
:: I'm rere , just call me with "RERE" ;)
:: I was born in Denpasar , I'm just a student who now still learn to can speak English better (so , I'm sorry if my English's BROKE) haha~
:: I went to school at SMPK 1 Harapan , and now at SMK Pariwisata Harapan

just that all can I share with you :)
please follow my blog ,,
:: rerehope.blogspot.com - dsuriantini.blogspot.com - suriantini.blogspot.com
my twitter too ,,
:: @suriantini
don't forget about my FaceBook ,,
:: rerehope@yahoo.com and dwisuriantini@gmail.com

domoo arigatou gozaimasu :D
lol~

Minggu, 13 Februari 2011

BACKSTREET ???? (1)

Satu, dua, tiga, seratus, entahlah. Aku pun lupa, sudah berapa kali dalam sehari kau menyatakan hal itu, melebihi batasan orang minum obat, overdosis. Tak terhitung lagi banyaknya janji yang sudah kau buat, namun tak satupun kau tepati. Dan kini, hanya kebisuan di antara kita berdua dalam setiap detik yang berlalu, seakan ada dinding raksasa membatasi satu sama lain. Tak satupun bahan tawa bersama. Semua terasa berbeda sejak kehadiran gadis itu di antara hubungan kita. Vina, murid di tempat kursusmu, dan juga teman dekat di kampusmu. Sangat mengesankan!

"Do, kamu masih berhubungan dengan wanita itu?" tanya Novi membuka pembicaraan dalam pertemuan yang tak sehangat biasanya.
"Wanita itu? Siapa? Maksudmu Vina?" jawabnya pura - pura tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan.
"Iyalah Edo sayaaang... Siapa lagi kalau bukan Vina, teman sekaligus murid tersayangmu?" jawab Novi dengan nada sedikit menahan emosi karena cemburu dan sakit hati. Sudah sangat sering Novi mencoba mengerti pekerjaan kekasihnya dan kedekatannya dengan Vina hanya sebatas teman. Namun, akhir - akhir ini ada yang mengganjal di antara kedekatan mereka. Novi yakin, ada sesuatu yang terjadi. Karena Edo, orang yang sangat disayanginya, beberapa bulan ini lebih sering mengantar Vina ke rumahnya daripada mendampingi dirinya sebagai pacar.
"Kamu ngomong apa sih Nov? Memangnya ada yang salah dengan hubunganku dengan dia? Aku rasa nggak ada yang salah, karena hubunganku dengan dia tidak lebih sebagai teman dan murid di tempat kursusku. Nggak penting hal sekecil ini kamu jadiin masalah." jawabnya dengan santai, tanpa mencoba mengerti apa yang Novi rasakan.
"Nggak penting menurutmu, penting menurutku! Takut kecurigaanku selama ini padamu benar?" dengan sedikit emosi Novi menjawab pernyataan Edo.
"Lebih baik kita pulang sekarang. Aku akan mengantarmu sampai rumah," jawabnya mengalihkan pembicaraan. Tak seperti biasanya, Edo mengajakku pulang padahal waktu masih jam 7 malam. Dan baru 60 menit kita saling bertatap muka dalam kebisuan sang waktu. Tak ada yang salah bila aku benar - benar mulai curiga dengan sikapmu, Do. Karena semua kau yang memulainya, bathin Novi.

*  *  *

"Sudah menunggu lama?" tanya Edo pada gadis di sebelahnya. Cantik, berambut panjang dengan poni ala Dora.
"Tidak terlalu, hanya saja kau telat 15 menit dan itu cukup membosankan," jawab gadis itu sedikit tersenyum karena kecewa atas keterlambatan Edo.
"Maaf Amelku sayang," jawab Edo sambil mengelus pipi gadis itu. Gadis itupun tersenyum dan menatap Edo, menandakan dia telah memaafkan Edo.
Sambil menikmati makan malam mereka di sebuah restoran, mereka berbagi canda dan tawa. Kekesalan Edo pada Novi tak tampak malam itu. Makan malam mereka telah selesai, Edo mengajak Amel pindah tempat ke lantai 2, tempat VIP, di sana Edo sudah memesan sebuah meja di pinggir kolam. Sebelum mendekati meja itu, Edo menutup mata Amel dengan sebuah sapu tangan biru miliknya. Suasana malam itu memang penuh dengan biru, gaun yang dikenakan Amel dan kemeja Edo juga berwarna biru. Itu warna favorit Edo dan Novi. Dan saat mereka sudah sampai di meja, Edo membalikkan tubuh Amel menghadap ke kolam di bawahnya. Edo pun melepaskan saputangannya dan menghitung, 1, 2, 3....
"Wow..... Edo, this's amazing....." ucap gadis blasteran Indo - Inggris itu takjub. Tak segan - segan ia memeluk Edo.
"This is my special surprise that ever I have. Thank you honey...." ucapnya sekali lagi dan mencium pipi Edo. Edo hanya tersenyum melihat kebahagiaan kekasihnya itu. Kekasihnya yang kedua. Mereka pun melanjutkan dinner terindah itu, walaupun hari itu bukan ulang tahun Amel, valentine, ataupun sesuatu yang special.

*  *  *

Sementara itu...........
Kamu kemana sih, Do? Telponmu nggak bisa dihubungin sama sekali. Kamu sudah lupa sama janjimu untuk selalu ada di samping aku waktu aku butuh. Kali ini aku benar - benar butuh bantuanmu Do.
Novi menatap bintang di langit sana. Selalu muncul pertanyaan di benaknya apa yang sedang dilakukan Edo, dan benarkah yang selalu ia pikirkan?
"Mungkin aku harus menelepon ke rumahnya atau meninggalkan pesan padanya," pikirnya mantap. Diambilnya Hp di atas meja belajarnya, dan dengan jari - jari halusnya ia mengetikkan sebuah nomor telepon lalu Call. Ini saat pertama Novi menelepon ke rumah kekasihnya yang kemungkinan besar diangkat oleh orang rumah, selain Edo.
"Halo, selamat malam. Bisa bicara dengan Edo?"
"Maaf, ini siapa ya?" jawab wanita dari seberang sana.
"Ini saya Novi," jawabnya sambil berusaha senyum agar suaranya tidak terdengar ketus.
"Oh, nak Novi. Edonya belum pulang Novi, saya mamanya. Mungkin ada pesan?" jawab Ani yang ternyata mama Edo.
"Edonya belum pulang ya tante? Bukannya jam mengajarnya sudah selesai?" tanya Novi heran.
"Iya, tapi katanya mau langsung pergi makan malam sama teman - temannya." jawab wanita itu lagi dengan ramah.
"Oh begitu ya tante? Terima kasih ya tante, selamat malam," jawabnya ingin segera mematikan telepon karena ketakutan atas pikirnya kembali muncul.
"Iya sama - sama, selamat malam Novi," jawab di seberang sana dan mengakhiri pembicaraan.

Apa? Apa yang sedang terjadi? Dimana dia sekarang? Benarkah semua kecurigaanku? Ya Tuhan, semoga ini perasaanku yang salah, doanya setelah sambungan telepon terputus.

*  *  *

"Tapi aku tetap ingin kita backstreet!" kata Edo tegas.
"Apa Do? Backstreet? Kenapa? Bukankah semua orang sudah tahu kita pacaran? Kenapa tiba - tiba kamu mau backstreet setelah 5 bulan kita bersama?" tanya Novi heran.
"Karena syarat bekerja di tempat baruku ya tidak boleh terikat hubungan dengan siapa pun. Baik pacar maupun pernikahan," jawabnya membelakangi Novi dengan suara terbata - bata.
"Hah? Syarat gila macam apa itu!? Baru kali ini aku mendengar hal itu. Kau berbohong Do!" jawab Novi meledak. Edo menatapnya tajam, memberi tanda agar gadis itu mengecilkan suaranya karena banyak orang di taman itu memperhatikan mereka.
"Kenapa? Malu? Aku nggak peduli apa pun yang dipikirkan orang saat melihat kita bertengkar! Bukankah memang hal ini sudah sering menjadi konsumsi umum 2 bulan terakhir ini?" sambungnya lagi menantang mata Edo yang lebih tajam dari mata seekor Elang.
"Terserah apa katamu! Sekali aku bilang Backstreet, hubungan kita tetap backstreet!" jawabnya sambil melangkah pergi hendak meninggalkan Novi sendiri.
"....satu lagi, jangan pernah mengirimkan wall yang aneh - aneh ke FB-ku dengan panggilan sayang apapun. Anggap kita berteman di dunia maya, tapi di dunia nyata kau tetap milikku, walau status kita backstreet." sambungnya lagi dan akhirnya benar - benar meninggalkan Novi sendiri.
Novi hanya bisa terduduk lemas di kursi pinggir danau menyerap apa saja yang baru diucapkan seseorang yang di sayanginya. Sangat mengharukan, sikap seseorang yang di cintainya berubah drastis terhadapnya. Tak terasa, air mata menetes di pipinya dan dengan segera di hapusnya.

*  *  *

"Ku mencintaimu, lebih dari apapun, meskipun engkau hanya kekasih gelapku. Bisakah kau menjelaskan arti dari sepenggal lirik di statusmu itu??" tanya Novi menahan amarah.
"Itu.... Itu... Tidak ada yang berarti dari lirik itu Nov, hanya sepenggal lirik lagu favoritku." jawab Edo terbata - bata.
"Aku tidak bertanya, apakah itu berarti atau tidak. Yang aku tanya apa maksudnya?" tanya Novi dengan tegas.
"Nothing," jawab Edo singkat.
"Hanya itu Do? Bisakah kamu memberiku jawaban yang lain dari itu? Aku tahu selama ini kamu menutupi sesuatu dariku, aku mau kamu jujur!" jawab Novi setengah membentak.
"Maaf Nov, aku harus mengajar sekarang. Nanti kita lanjutkan lagi."
Tut..tut..tut..
Sambungan telepon langsung terputus. "EDOOO!!!!" ,bentaknya dalam hati langsung merebahkan dirinya ke tempat tidurnya yang berwarna biru itu. Tangis sedih gadis itu terbenam di antara tumpukan bantal. Ia merasa tidak di hargai lagi oleh kekasihnya.
"Aku nyesel Do, aku nyesel semua ini terjadi! Aku benci karena aku nggak bisa membencimu! Tapi aku heran, kenapa aku nggak nyesel pernah sayang ama kamu! Malah aku semakin sayang ama kamu walau berkali - kali kamu buat aku nangis! Kenapa Do, Kenapaa????" tanyanya dalam hati sambil memukul - mukulkan tangannya di tempat tidur.

*  *  *

"Jam berapa ini?" tanya gadis cantik itu berusaha membuka mata kecilnya yang membengkak karena menangis seharian.
"Hah?? Jam 9?? Ya ampun, aku telat ke kampus..." gadis itu langsung melompat dan menuju kamar mandi. Setelah berpakaian, ia langsung menuju mobil dan mengendarainya dengan cepat. Karena kecepatan yang tidak terkontrol, mobil jazz biru yang dikendarai gadis muda itu menabrak pembatas jalan. Akibatnya, kepala gadis itu membentur setir dan kepalanya mengeluarkan darah. Ia tidak sadarkan diri. Kejadian itu mengundang perhatian orang - orang di sekitarnya. Ada yang segera menelepon polisi dan ambulans, sebagian lagi mengeluarkan gadis itu dari mobil. Salah satu di antaranya mencari data gadis tersebut di tas yang di bawanya. Novi Saputri Halim, 19 tahun, Jalan Mawar Biru No. 7. Tak hanya sampai di sana, ia mencari lagi nomor telepon yang dapat di hubungi untuk mengabarkan keadaan gadis tersebut. Di temukannya sebuah contact name yang terakhir kali dihubungi Novi, dan segera di teleponnya nomor itu.
"Selamat pagi, dengan mbak Della?" tanya wanita yang menelepon sahabat Novi itu.
"Iya, dengan saya sendiri, ada yang bisa saya bantu?" jawab gadis di seberang sana.
"Begini mbak, saya ingin memberitahukan bahwa kerabat mbak yang bernama Novi Saputri Halim mengalami kecelakaan di Jalan Bung Hatta menuju Universitas Darmawan. Apa mbak mengenalnya?"
Tersentak sejenak mendengar kabar buruk tentang sahabatnya itu, dengan perasaan kaget Della menjawab, "Iya mbak, dia teman saya. Sekarang dia ada dimana?"
"Sekarang dia akan dibawa menuju rumah sakit terdekat, di RS. Swasta Bung Tomo." jawab wanita itu.
"Baik mbak, saya segera ke sana. Terima kasih atas infonya." setelah telepon di tutup, Della langsung permisi dengan dosennya untuk menyusul Novi. Tak heran, dosennya pun ikut terkejut mendengar kabar tersebut, karena Novi termasuk mahasiswi yang berprestasi di kampusnya itu.

*  *  *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar