THIS's ME : RERE

hey guys :)
welcome to my blogs :D
this blog's some story about my life ..
which knows that's about my family , my love story , my lovely bestfriend , or anything else ..?

please now read this , and give me your respons about my blog that can to building me for write something that useful :)
I hope , my wish to be a writer can be come true :)

ASTUNGKARA :)

Don't forget to I introduce my self ...
:: I'm rere , just call me with "RERE" ;)
:: I was born in Denpasar , I'm just a student who now still learn to can speak English better (so , I'm sorry if my English's BROKE) haha~
:: I went to school at SMPK 1 Harapan , and now at SMK Pariwisata Harapan

just that all can I share with you :)
please follow my blog ,,
:: rerehope.blogspot.com - dsuriantini.blogspot.com - suriantini.blogspot.com
my twitter too ,,
:: @suriantini
don't forget about my FaceBook ,,
:: rerehope@yahoo.com and dwisuriantini@gmail.com

domoo arigatou gozaimasu :D
lol~

Selasa, 08 Februari 2011

Semuanya Sia - Sia (1)

"Kapan? Kapan kamu bakal ngerti apa yang aku rasa? Kapan kamu bisa mandang aku bukan sebagai atraksi wisata dalam hidupmu, tapi sebagai cewek yang sayang sama kamu, yang butuh perhatian dan kasih sayangmu? Kapan? Aku ngelakuin ini semua buat kamu, karena aku sayang kamu! Walaupun status kita udah mantan, aku tetep pengen kamu tau kalo aku sayang kamu, Nan!" teriak bathin Reyna saat Danan memalingkan wajahnya setelah menyadari Reyna menatapnya tajam, seakan seribu tuduhan menerpanya.

Kring... Kring... Home's calling, begitu yang tertera di layar handphone Reyna. "Siapa?" tanya Danan. "Dari rumah," jawab Reyna singkat. "Kok nggak diangkat?" tanya Danan lagi mencoba mencairkan suasana.
"Malas and nggak penting." jawab Reyna dengan nada setengah menyembunyikan kesedihannya.
Suasana kembali membisu, hanya Reyna dan Danan. Birunya laut seakan menjadi saksi bisu percakapan antara Reyna dan bathinnya yang selalu bertanya - tanya tentang apa yang disembunyikan lelaki dewasa di sebelahnya itu.

Tak perlu heran bila sifat Reyna yang masih manja dan belum bisa mandiri untuk mengerti kehidupan dengan sifat Danan yang sangat dewasa. Semua karena pengalaman yang sudah mereka lalui, Reyna baru 15 tahun untuk mempelajari hidup ini ,sedangkan Danan yang sudah berumur 24 tahun lebih mengerti jalannya hidup.
Terkadang Reyna berpikir benarkah yang ia lakukan bersama Danan, dan semua itu masih tergabung dalam seribu tanya yang mengganjal dalam hatinya tentang siapa sosok lelaki di sampingnya itu.

"Rey..." Danan membuka percakapan. Namun Reyna masih melamun dan bercakap dengan alunan merdu sang ombak.
"Hallo... Rey... Rey...!" bentak Danan yang sudah kesal karena daritadi dapat kacang dari Reyna, mantan yang sangat sayang padanya itu.
"Hah, iya?? Kenapa Nan?" jawab Reyna polos dengan wajah lugunya.
"Cuek! Pulang yuk," ajak Danan yang sudah be-te dengan sikap Reyna yang super cuek.
Dalam perjalanan pulang pun keheningan masih terasa, akhirnya Reyna memilih membuka percakapan.
"Kita pulang ke rumah siapa, Nan?" tanya Reyna.
"Ke rumahnya Nan dulu ya."
"Oh ,iya." jawab Reyna yang hanya menuruti semua yang diinginkan Danan.

Sesampai di rumah Danan, sesuatu yang tidak pantas itu kembali terjadi. Menikmati dunia percintaan hanya berdua, antara Reyna dan Danan. Ya, hanya mereka berdua. Diiringi dengan lagu - lagu favorit mereka, mereka melakukannya tanpa ingat di mana mereka berada, hukum apa yang akan mereka jalani.
"Pulang sekarang?" hanya satu jam mereka menikmati indahnya dunia percintaan itu. Meski tak sedikit pun dapat dirasakan Reyna bahwa Danan memiliki rasa yang sama.
"Masih aku selalu bertanya, kapan permainanmu ini kan berakhir? Kapan kamu bisa seutuhnya mengerti aku? Memang terlalu dini bagiku memikirkan ini, tapi aku butuh sosok penyayang dalam hidupku. Cukup! Cukup! Aku capek Nan, capek sama semua permainanmu! Aku butuh kamu, tapi kamu butuh aku sebagai pemuas kebutuhanmu! Aku bukan barang Nan!" jerit tangis hati Reyna yang masih tak mampu mengatakan semua secara jujur kepada Danan. Karena menurutnya, mengatakan hal itu, sama saja memutuskan hubungan yang lebih dari seorang pacar.
"Ya, anter sampe ujung gang Mera aja. Rey mau mampir ke rumahnya dulu." jawab Reyna sambil merapikan diri.

Masih dalam kebisuan karena hati Reyna selalu bertanya - tanya, apa yang sesungguhnya diinginkan pria dewasa ini darinya? Benarkah ia baik, atau hanya ingin menghancurkan hidup Reyna saja? Pertanyaan itu selalu tersusun rapi di hatinya, yang selalu membuatnya bingung.
"Besok - besok nggak usah ketemu lagi ya?" tanya Danan enteng. Samar - samar Reyna mendengar hal itu, memang dasarnya Reyna yang selalu menurut, dia hanya mengangguk dalam kebisuan. Tak terasa mereka sudah sampai di ujung gang rumah Mera, sahabat dan teman curhat Reyna satu - satunya yang bisa dipercaya.
"Makasih,"kata Reyna singkat langsung berlalu sebelum Danan menjawabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar