THIS's ME : RERE

hey guys :)
welcome to my blogs :D
this blog's some story about my life ..
which knows that's about my family , my love story , my lovely bestfriend , or anything else ..?

please now read this , and give me your respons about my blog that can to building me for write something that useful :)
I hope , my wish to be a writer can be come true :)

ASTUNGKARA :)

Don't forget to I introduce my self ...
:: I'm rere , just call me with "RERE" ;)
:: I was born in Denpasar , I'm just a student who now still learn to can speak English better (so , I'm sorry if my English's BROKE) haha~
:: I went to school at SMPK 1 Harapan , and now at SMK Pariwisata Harapan

just that all can I share with you :)
please follow my blog ,,
:: rerehope.blogspot.com - dsuriantini.blogspot.com - suriantini.blogspot.com
my twitter too ,,
:: @suriantini
don't forget about my FaceBook ,,
:: rerehope@yahoo.com and dwisuriantini@gmail.com

domoo arigatou gozaimasu :D
lol~

Rabu, 23 Februari 2011

BACKSTREET ???? (3)

"Bisa kamu jelasin sekarang hubunganmu ama Novi itu apa, Do?" tanya Amel yang membuat Edo spontan merasa kaget.
"Hubungan? Hubungan apa maksudmu sayang?"
"Jangan pura - pura Do. Edo mau cerita sendiri atau Amel yang bongkar semua?" tanya Amel yang membuat Edo semakin merasa salah tingkah.
"Jadi Edo nggak mau cerita?" tanya Amel yang sedari tadi menunggu jawaban pria di hadapannya.
"Edo pacaran kan sama Novi?" spontan Edo tersentak dengan pertanyaan Amel yang membuatnya tertunduk malu. Tatapan gadis cantik itu sangat tajam seakan pisau yang siap mencabik - cabik wajah Edo yang sudah memerah karena rasa malu.
"Edo! Kamu bukan orang bisu kan!?" tanya Amel geregetan.
"Kamu ngomong apa sih Amel sayang? Nggak usah ngelantur gitu ah... Hehehe..." jawab Edo menutupi rasa malunya. Edo hendak mengelus pipi imut gadis itu, namun dengan cepat ditepisnya.
"Jangan pernah kamu ngalihin pembicaraan! Jawab pertanyaan Amel! Kamu pacaran kan sama Novi!?"
"Amel dapet darimana pertanyaan itu?" jawab Edo akhirnya kembali ke topik awal.
"Edo nggak perlu tau. Yang Amel mau sekarang Edo jujur, ada hubungan apa kamu sama Novi?"
"Nggak ada hubungan apa - apa. Cuma mantan dan sebatas teman."
"Bohong!!!" jawab Amel yang sentak membuat Edo mendelik. Semua mata di tempat itu tertuju pada mereka. Namun Amel tetap tidak peduli. Mata kecilnya tetap memandang tajam Edo seolah ingin membunuhnya saat itu juga.
"Edo udah bohong sama Amel kalo Edo cuma sayang Amel. Edo udah bohong buat nepatin janji Edo, kalo hati, perhatian dan sayang yang Edo punya cuma buat Amel seorang! Dan sekarang Edo bohong sama Amel tentang status Edo sama Novi! Tega kamu Do!!!" tetes mata kepedihan mengalir dari mata gadis itu.
"Edo bilang nggak akan sakitin Amel, tapi sekarang apa Do? Edo belum putus kan sama Novi? Edo backstreet kan sama dia? Edo ngelakuin itu biar Edo bisa pacaran sama Amel juga kan? Iya kan Do? Jawab!!"
Namun Edo masih tetap terdiam, ia menunduk mencerna perkataan gadis di depannya. Entah darimana Amel tahu semua yang terjadi.

"Jadi yang selama ini Novi takutin benar Do?" suara yang tak asing lagi bagi orang yang telah mengenalnya. Tanpa di sadari Amel dan Edo, gadis yang sedang mereka bicarakan sudah berada di belakangnya, mematung menahan tangis dan pedih yang lebih dari yang dirasakan Amel.
"No.. Novii??? Sejak kapan kamu di sini?" tanya Edo.
"Sejak kamu ninggalin Novi di rumah. Novi buntutin kamu dan akhirnya dapat semua jawaban yang selama ini jadi beban hati Novi. Jadi selama ini Edo pacaran sama  Amel? Mulai detik ini kita nggak ada hubungan apa - apa Do. Novi udah terlanjur kecewa sama kamu. Makasih buat semua!" tanpa menunggu jawaban Edo, Novi langsung meninggalkan tempat itu.

"Puas kamu Do? Kita juga PUTUS!!" ucap Amel yang langsung beranjak meninggalkan Edo.
"Tapi Mel....." teriak Edo berusaha mencegah kepergian Amel. Namun usaha itu sia - sia. Semua mata masih memandangi Edo yang terpaku di kursinya. Dua gadis yang disayanginya secara bersamaan memutuskan hubungannya.

*  *  *

"Lu kok nggak bilang gue dari awal sih Dell?"
"Ya gue mana tau Nov. Gue nggak mau lu sakit hati gara - gara tu cowok. Lu udah dimainin, terus tau dari orang lain, rasanya sakit banget. Jadi gue nggak berani ngomong, gue mau lu tau sendiri. Kalopun gue cerita juga lu mana pernah mau percaya," jawab suara gadis di seberang sana.
"Tapi setidaknya lu bilang Dell! Kenapa sih semua nggak pernah mau ngertiin gue!? Kenapa semua maunya cuma dimengerti aja? Kenapa hah? Gak adil banget buat gue!!! Aaaarrrrggghhh .................." tiba - tiba terdengar suara benturan yang sangat keras. Tak lama terdengar suara keramaian yang membuat perasaan gadis yang ditelepon Novi khawatir. Telepon masih tersambung, warga yang menyadari segera berbicara pada Della, gadis yang ada di seberang sana.

"Dengan Della?" tanya seorang bapak - bapak yang mengambil alih sambungan telepon itu.
"Iya dengan saya pak, apa yang terjadi dengan sahabat saya?" tanya Della panik.
"Teman anda mengalami kecelakaan di seputar jalan Mawar. Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang tinggi dan saat hendak menghindar dari orang yang mau menyebrang jalan, ia menabrak pembatas jalan tanpa bisa mengendalikan kecepatan mobilnya. Sekarang kami sedang menunggu mobil ambulans yang akan membawanya ke RS. Antara,"
"Sudah kuduga, Della selalu begitu," bathinnya.
"Baik pak, saya langsung menuju rumah sakit saja. Terima kasih atas infonya," segera Della bersiap - siap setelah sambungan telepon terputus. Dia pun langsung menuju rumah sakit tempat temannya dibawa untuk mendapat pertolongan.

*  *  *

Darah yang masih segar mengalir dari kening gadis itu. Sudah banyak kapas yang berwarna putih berubah menjadi merah untuk membersihkan luka di kening. Seorang dokter dan beberapa orang perawat sibuk memberi pertolongan pada gadis yang baru saja mengalami kecelakaan itu.
"Gadis ini kehilangan banyak darah. Tolong segera cari darah dengan golongan B," kata dokter.
"Maaf dok, saat ini stok darah di laboratorium kita sudah habis, kita harus mencari pendonor untuk mendapatkannya," jawab salah seorang suster di tempat itu.
"Segera laksanakan," perintah dokter dengan tegas.
"Baik dok,"

"Apa yang terjadi dengan teman saya sus?" tanya Della yang melihat suster yang sedang menangani temannya itu keluar dari ruang ICU.
"Teman anda mengalami pendarahan hebat. Ia kehilangan banyak darah. Dan saat ini ia membutuhkan donor darah yang sesuai dengan golongannya, tapi stok darah itu kosong di laboratorium kami," jawab suster menerangkan.
"Memangnya golongan darahnya apa sus?"
"Golongan darah B,"
"Bisa suster ambil darah saya saja? Golongan darah saya B," tawaran Della disetujui oleh suster tersebut. Akhirnya ia sampai di laboratorium untuk pengecekan darah dan pengambilan darah.

"Maaf saudari Della. Golongan darah yang anda miliki bukan B, melainkan AB. Mungkin ada keluarga dari pihak teman anda? Ibu atau ayahnya?" tanya suster.
"Beliau sedang di luar negeri. Lalu bagaimana sus?" tanya Della yang menyesali ucapan suster tadi.
"Akan saya usahakan secepatnya,"

"Ambil darah saya saja sus," kata seorang lelaki yang membuat Della kaget.
"Edo??? Untuk apa dia ke sini? Nggak sudi aku darahnya masuk ke tubuh Novi! Dia yang udah buat Novi begini, dan untuk yang kedua kalinya! Masih berani dia datang ke sini!? Nggak punya muka!!" kata Della dalam hati. Edo mengerti apa yang dipikirkan sahabat mantannya itu, karena tatapannya yang tajam menuduh Edolah penyebab semua ini.
"Aku ingin menolong Novi, karena aku mau dia tetap hidup. Aku sayang dia," kata Edo menjawab tatapan Della.
"Tapi akuu......."
"Kamu juga mau Novi selamat kan?" tanya Edo memotong pembicaraan Della.
"Benar juga kata Edo, ini semua untuk Novi, yang penting Novi selamat..." pikirnya.
"Ok," jawab Della singkat dan mengijinkan suster untuk melakukan pengambilan darah.

*  *  *

"Apa masih ada kesempatan kedua untukku dapat berubah? Aku masih sayang dia," ucap Edo yang sedari tadi masih memandangi sosok seorang gadis yang terbaring lemah di dalam ruangan yang disebut ICU itu.
"Kesempatan yang bagaimana lagi kamu mau dari Novi? Kurang puas buat dia sengsara?" jawaban sinis dari seorang Della.
"Aku masih sayang Novi, aku janji dengan kesadaranku nggak akan mengkhianati dia lagi,"
"Kamu serius?"
"Aku bersumpah Dell," jawab Edo serius membuat Della kembali mempercayakan sahabat tersayangnya pada Edo.
"Aku pegang sumpahmu,"

*  *  *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar