THIS's ME : RERE

hey guys :)
welcome to my blogs :D
this blog's some story about my life ..
which knows that's about my family , my love story , my lovely bestfriend , or anything else ..?

please now read this , and give me your respons about my blog that can to building me for write something that useful :)
I hope , my wish to be a writer can be come true :)

ASTUNGKARA :)

Don't forget to I introduce my self ...
:: I'm rere , just call me with "RERE" ;)
:: I was born in Denpasar , I'm just a student who now still learn to can speak English better (so , I'm sorry if my English's BROKE) haha~
:: I went to school at SMPK 1 Harapan , and now at SMK Pariwisata Harapan

just that all can I share with you :)
please follow my blog ,,
:: rerehope.blogspot.com - dsuriantini.blogspot.com - suriantini.blogspot.com
my twitter too ,,
:: @suriantini
don't forget about my FaceBook ,,
:: rerehope@yahoo.com and dwisuriantini@gmail.com

domoo arigatou gozaimasu :D
lol~

Minggu, 13 Februari 2011

BACKSTREET ???? (2)

"Aku dimana Dell?" tanya Novi terbata setelah sadar ia berada di tempat yang asing baginya.
"Ya Tuhan, akhirnya kamu sadar juga. Kamu ada di rumah sakit deket kampus Nov, tadi pagi kamu kecelakaan. Udah 2 hari kamu nggak sadarkan diri karena cukup banyak darah yang keluar dari kepalamu," jawab sahabatnya itu.
"2 hari Dell? Terus Edo ama ortuku gimana?" tanyanya heran, karena yang menemaninya saat itu hanya Della seorang.
"Om sama tante pamit ke luar negeri buat kerjaan di kantornya. Makanya aku yang jagain kamu. Kalau Edo, dia.... Dia.... Dia baru aja berangkat gawe," jawabnya berbohong. Ia tidak mau mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Karena Della sudah tahu kalau Edo memiliki pacar yang lain selain Novi, sahabatnya. Ia tidak ingin kondisi sahabatnya yang baru sadar itu memburuk kembali. Della memutuskan untuk berbohong dan pura - pura tidak tahu apa yang terjadi.
Nada dering HP Della memecah keheningan di rumah sakit itu. Della pun segera permisi pada sahabatnya untuk menjauh menjawab teleponnya.

"Novi sudah sadar?" tanya suara di seberang sana.
"Pedulimu? Bukankah kau lebih peduli dengan pacarmu yang itu?" jawab Della ketus.
"Pacar yang mana? Jelaslah aku peduli pada Novi, dia pacarku satu - satunya. Tak ada yang lain lagi!" jawab Edo tak kalah ketusnya.
"Haha... Benarkah? Edo..Edo.. Tak perlu kau berbohong! Aku tahu semua, di belakang Novi kau juga berpacaran dengan Amel, sepupu Vina. Ya kan!? Sampai - sampai kau memutuskan untuk menjalankan hubungan backstreet dengan Novi, padahal sudah 5 bulan kalian pacaran dan semua tahu itu. Sekarang kau malah menyembunyikan hubunganmu agar tidak ada yang tahu kalau kau juga berpacaran dengan yang lain. Benar kan Do? Tenang saja Do, aku nggak akan bilang hal itu ke Novi. Tapi ingat, cepat atau lambat, Novi akan tahu semua. Novi akan tahu alasan sebenarnya kenapa kau ingin menjalankan hubungan tersembunyi dengannya, bukan alibimu yang mengatasnamakan pekerjaanmu!" jawab Della panjang lebar.
Jawaban itu membuat Edo terdiam seribu bahasa mencerna perkataan Della, dan akhirnya Edo memutuskan hubungan telepon itu karena ia heran darimana Della tahu hal tersebut.

"Siapa Dell? Wajahmu tampak kesal," tanya Novi mengintrogasi sahabatnya.
"Tidak ada apa - apa. Hanya orang iseng," jawab Della kembali berbohong.
"Oh... Btw, dokter udah bilang kapan aku boleh pulang?" tanya Novi yang tak sabar untuk melanjutkan aktivitasnya seperti biasa.
"Belum. Katanya tunggu kondisimu normal kembali," jawabnya singkat dengan memalingkan wajah dari sahabatnya. Della merasa bersalah telah menutupi sesuatu yang sangat penting dari sahabatnya.

*  *  *

"Aku sayang kamu Amel..." kata pria dengan kemeja putih, bercelana jeans biru, dan bergaya casual yang mampu menyita pandangan gadis - gadis di sekitarnya.
"Aku juga sayang kamu, Do...." balas gadis blasteran itu sambil menerima hadiah boneka lumba - lumba biru favoritnya.
"Hari ini kamu nggak ngajar?" sambungnya.
"Nggak, hari ini nggak ada jadwal aku ngajar. Aku mau ngabisin waktu sama kamu. Jarang - jarang kan ada waktu berdua seharian? He..he..he.." jawab Edo genit. Edo lupa bahwa seseorang yang mencintainya sedang terbaring lemah di rumah sakit, sementara dirinya menikmati waktu bersama seorang gadis.
"Ha..ha..ha.. Oh iya, Amel mau tanya Do, kata Vina Edo pernah pacaran sama cewek yang namanya Novi ya Do? Teman SMA Vina," tanyanya yang membuat Edo kaget. Seakan - akan tidak percaya yang di katakan gadis itu.
"Vina? Teman SMA Novi, jadi selama ini mereka...... Ahh, pantas saja. Tapi, bagaimana kalau Vina cerita sama Novi yang sebenarnya dan Novi akan tahu semuanya. Benar kata Della, cepat atau lambat dia akan tahu. Tapi untuk saat ini, aku nggak mungkin cerita semuanya, karena aku belum siap kehilangan Novi, aku juga menyayanginya, sama seperti aku menyayangimu, Amelku. Jangan sampai Novi tahu sebelum waktu yang tepat," bathinnya. Sejenak ia teringat kembali hubungannya dengan Novi. Namun, bayangan itu cepat terhapus dengan tangan yang melambai - lambai di depan wajahnya.
"Benar Do?" tanya pemilik tangan tersebut.
"Aah? Iya, benar. Tapi itu sudah lama, masa lalu. Tidak usah dibahas." jawabnya berbohong di balik sebuah senyuman palsu.

*  *  *

"Sekarang kamu sudah boleh pulang," kata pria dengan kemeja dan jas putih itu. Penampilannya sangat rapi. (dokter gituu.... hahaha)
"Terima kasih Dok," jawab Novi dengan senyum ramah.
"Tapi ingat, jangan terlalu kelelahan. Kondisimu belum terlalu baik untuk melaksanakan tugas yang berat,. Satu lagi, jangan terlalu banyak pikiran," pesan dokter.
"Tenang dok, akan saya jaga dia biar nggak macam - macam. Soalnya dia bandel banget, nggak bisa diam dan selalu ambil pekerjaan yang beresiko," jawab Della menahan tawa. Akhirnya mereka pun permisi untuk pergi.

"Dell, mobilku gimana? Udah keluar dari bengkel?" tanya Novi.
"Udah beres, ingat istirahat dan jangan terlalu stres! Bandel," jawab Della meledek sahabatnya.
"Ha..ha..ha.. Sial lu! Eh, mampir makan siang dulu yuk di cafe?" ajak Novi.
"Sibh, tapi nggak mampir - mampir kemana - mana lagi ya?" jawab Della menyetujui sahabatnya. Sebagai tanda deal, Novi menganggukkan kepalanya. Mereka pun menuju cafe favorit mereka.

"Itu kan Edo sama Amel? Aduh gawat, jangan sampai Novi lihat." pikir Della yang menyaksikan kebersamaan Edo dan Amel.
"Nov, kita cari tempat yang lain aja yuk? Aku ngerasa nggak nyaman di sini." ajak Della mengalihkan perhatian Novi yang menyapu cafe itu untuk mencari tempat duduk sebelum Novi melihat apa yang di lihat Della.
"Ya udah deh," jawab Novi sambil mengikuti langkah kaki sahabatnya menuju pintu keluar. Mereka pun pergi, tanpa di sadari Amel melihat kedatangan mereka.

*  *  *

"Akhirnya kamu sudah pulang juga. Aku kangen kamu, Nov." kata Edo pada Novi.
"Tumben? Nggak seperti biasanya kamu memasang wajah bad mood tiap ketemu sama aku. Ada yang kamu sembunyiin dari aku?" tanya Novi yang heran melihat sikap pacarnya yang tiba - tiba saja berubah.
"Kamu ngomong apa sih Nov? Jangan selalu negative thinking gitu sama aku. Nggak ada yang aku sembunyiin, aku hanya rindu saat - saat kita berdua," pernyataan Edo itu menyentuh hati Novi. Novi membaca ketulusan di mata lelaki itu, namun masih ada yang di sembunyikan, entah apa itu.
"Aku juga, Do. Aku kangen saat - saat kamu bisa senyum sama aku, dan aku harap ini nggak alibimu untuk menutupi sesuatu dariku," jawab Novi dalam pelukan Edo.
Telah lama Novi tidak merasakan pelukan hangat kekasihnya itu. Ia selalu berharap dapat merasakannya setiap detik saat mereka berdua. Dan setelah 1 bulan mereka dalam kebisuan satu sama lain, Novi pun merasakannya kembali.
Namun, pelukan itu terlepas saat dering telepon berbunyi.
Amel's calling...
Di rejectnya telepon itu, membuat Novi heran.
"Siapa Do? Kok dimatiin?" tanyanya heran.
"Nggak siapa - siapa. Cuma teman kerjaku, paling - paling minta tukar jadwal,"
"Tuh kan di telepon lagi, jawab aja. Siapa tahu penting?" jawab Novi saat HP kekasihnya berbunyi untuk kedua kalinya.

Atas saran Novi, Edo pun mengangkat telepon itu dan menjauh dari Novi. Setelah merasa Novi tidak akan mendengar pembicaraan itu, Edo mengangkat teleponnya.
"Ada apa sayang?" jawab Edo.
"Kok di reject sih? Lagi dimana? Amel mau ketemu Edo, dan ngomong penting!" jawabnya ketus.
"Iya iya, sebentar ya? Edo lagi ada urusan. Nanti kita ketemu di Cafe Cinta jam 7 malam, nanti Edo jemput ke rumah," jawabnya setengah berbisik.
"Nggak perlu! Amel bisa sendiri. Pokoknya Edo harus datang," jawab gadis itu langsung menutup teleponnya. Edo bingung apa yang telah terjadi pada Amel, pacar keduanya.

"Kita lunch yuk?" ajak Edo menghampiri Novi dengan senyumannya yang terpaksa. Novi pun mengangguk dan masuk ke mobil jazz biru milik kekasihnya.
Mereka turun di sebuah restoran favorit mereka, Blue's Restoran. Mereka menyukai restoran tersebut karena nuansa birunya yang sangat kental. Itu mereka rasakan karena mereka sama - sama menyukai warna biru.
Jus blueberry favorit mereka dan salad sebagai menu mereka siang itu. Lunch dengan kebersamaan yang berbeda dari biasanya.

Setelah makan siang berakhir, mereka melanjutkan perjalanan pergi ke danau Pelangi dan beberapa tempat favorit mereka hingga jam menunjukkan waktu setengah 7. Edo segera mengantarkan Novi dan berpamitan dengan alasan akan mengantar ibunya ke bandara. Edo sangat terburu - buru membuat firasat Novi berkata lain, kamu bukan akan mengantar ibumu, tapi menemui seseorang yang selama ini kamu tutupi dari aku. Vina atau siapa Do? Aku harus mengikutimu, bathin Novi menatap kepergian kekasihnya.

Dengan mobil jazz biru miliknya, ia membuntuti Edo dari jarak yang tidak terlalu dekat. Mereka pun sampai di sebuah cafe. Novi mengamati dari jarak yang cukup jauh siapa yang Edo temui. Seketika Novi kaget melihat siapa yang ditemui Edo. AMEL! Teman satu kampusnya di jurusan sastra.

*  *  *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar